Jumat, 25 Juli 2014

Arti dari Sahabat

Sebagai makhluk Tuhan yang di ciptakan dengan memiliki sifat sosial kita perlu sesama manusia untuk saling melengkapi hidup kita. Sesama manusia itu paling dekat bisa diartikan dengan keluarga, tapi di samping keluarga kita juga butuh sesama manusia lain yang mampu memahami kita, ketika mungkin kita berada di posisi yang tidak nyaman dan keluarga tidak dapat memahami nya, yang sering kita sebut teman dan lebih dekat lagi sahabat.
Temana menurut versi dari diri ku, mereka adalah orang yang ada saat membutuhkan kita, orang yang ada saat mereka butuh teman, dan orang yang ada ketika sedang dalam kesepian itulah teman. Pasti kamu akan melakukan hal yang sama jika kamu di posisi yang di sebut "Teman". Mereka ada ketika mereka butuh.
Sedangkan bedanya dengan sahabat merekalah orang-orang yang di kategorikan hebat, bertahan ketika yang di sebut teman menghilang. Mereka ada ketika kita membutuhkan, mereka ada ketika kita butuh teman, dan mereka datang ketika kita kesepian. Well, Mereka bagaikan malaikat tapi tanpa sayap,mereka sengaja menanggalkan sayap nya agar bisa jadi sama seperti kita sehingga kita nyaman bersamanya :)
Aku lebih nyaman menyebut mereka "Sahabat" dengan beberapa alasan-alasan sendiri menurut versi ku. Ketika kita menyebut mereka Best Friend, mereka pasti pernah punya luput dan kesalahan karna kesmpurnaan hanya milik Tuhan, jadi merutku mereka bukan best ? Iya kan. Ketika kita menyebutnya Friends Forever kita gak tau sampai kapan mereka bertahan sama kita, kan gak ada yang di sebut selamanya pasti akan ada suatu saat dimana akan menemui titik akhirnya. Jadi menurutku sebutan yangpaling pantas ya Sahabat.
Menurutku sahabat itu bukan merupakan orang yang sekedar untuk kita bangga-bangga kan di depan yang lain, sekedar memberi kado saat ulang tahun agar nanti berbalas dan kita bisa menggunakan sebagai ajang pamer, bukan orang-orang yang menemani kita selfie sehingga kita tidak terkesan sendirian, bukan orang-orang yang nama nya di pampang di status kita sehingga kita terlihat gaul. Kita ga perlu menunjukkan rasa sayang kita kepada sahabat kedepan publik, cukup kamu dan sahabat kamu aja yang tau apa yang aku lakuin ke kamu Ini versi sahabat menurut ku, kalo menurut kamu ? :))




Kamis, 24 Juli 2014

Menemu Rindu

Aku berjalan cukup jauh memunafikkan perasaan ku ini. Aku berusaha menggurat senyum untuk menimbulkan kesan aku baik-baik saja, sehingga tidak menimbulkan kekahawatiran atau pertanyaan-pertanyaan rumit lain nya.
Layaknya gadis remaja biasa, aku punya hari-hari untuk di lewati dan punya pilihan bagaimana untuk melewatinya. Terkadang aku salah menentukan pilihan sehingga hari ku terkesan membosankan. Jika hari ku berujung menyenangkan berarti saat itu aku berada di pilihan yang benar.
Aku rasa hari ku kini terkesan biasa saja, tapi biasa saja tersebut ternyata tidak bertahan lama, sekarang aku mulai merasa ada sesuatu yang janggal sesuatu yang perlu ku benahi, ya betul perasaan ku sendiri. Entah sudah berapa lama aku menahan sakit jika mellihat mu beriringan dengan yang lain, tapi aku berusaha sekuat tenaga menanamkan kesan biasa saja, ya terkadang aku berhasil dan lupa rasa sakitnya (terkadang).
Tapi ternyata aku kurang mahir bersandiwara dengan perasaan ku sendiri walaupun aku bisa menutupi dari luarnya. Jujur aku terluka.
Membaca pesan lama, membuka kenangan ku kira itu sebuah rutinitas ketika aku merasa merindukan seorang sosok yang hilang.
Ibarat semakin kencang aku berlari aku semakin kelelahan, semakin aku memakasa aku akan terjatuh dan berujung luka, ya sama seperti melupakan mu, semakin keras aku mencoba justru aku semakin dekat menggapai rindu. semakin aku memaksa rindu itulah yang akan membawa ku pada luka lama.
Andai kamu tau aku rela melipat jarak agar pertemuan semakin dekat, seperti yang dilakukan para kaum hubungan jarak jauh, tapi aku ingat kita sudah dekat bahkan terlalu dekat. Lalu jarak apa yang akan aku lipat
?
Selayaknya jarak yang perlu aku lipat adalah jarak perasaan kita yang semakin jauh. Karena aku telah menemu rindu pada orang yang tidak kunjung menemu rindunya daripadaku.

Rabu, 23 Juli 2014

Biarkan Aku Mencintaimu

Mungkin aku bodoh dalam bermain rasa, mungkin tak seharusnya aku larut dalam cinta karena aku tahu, terlalu awal bagi ku untuk mengenal kata "Selamanya". Semesta pun tahu tidak ada yang berujung keabadian semua pasti kelak menemui titik akhirnya.
Seperti cerita cinta ini dia bahkan terlalu cepat untuk menemui titik akhirnya, tapi sayang perasaan ku berbanding terbalik terhadap nya, ia tak kunjung melalukan pergerakan yang sama.
Pilu rasanya, melihatmu menatap ku dengan tatapan datar seolah aku semu dan tidak ada, seolah aku tidak pernah masuk dalam serpihan sandiwara cintamu. Atau aku yang berlebihan menanggapi rasa yang kau tinggalkan ? Entahlah.
Mungkin bagi mu ini cerita cinta biasa, yang bila berakhir tidak akan mendatangkan pulang, bodoh tapi bagi ku kamu menumbuhkan harapan besar untuk menjangkau kata "selamanya"
Aku masi disini, masi terjebak nostalgia cerita ini, lawan pemeran utama yang justru kehilangan siapa pemeran utamanya. Perasaan egois yang kupendam sendiri, dan entah aku belum mau berhenti untuk mengkahiri perasaan ini.
Berulang kali mencoba menutup perih, saat pemeran utama nya justru tertawa dengan yang lain. Mencoba menipu semesta dengan menganggap dia biasa saja.
Ketika aku mungkin bisa membohongi dengan kata dengan bibir menggurat senyum tapi hati terus meronta untuk jujur seadanya.
Tapi satu ku mohon, biarkan aku mencintaimu hingga aku menuai lelah, hingga aku mencapai jenuh dan memilih untuk menghentikan nya sendiri.Karna pada saat itu rasa ku sudah habis, dan harap ku akan menutup pintunya.



Dari Aku
Lawan bermain dalam sandiwara cinta mu